Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com - Selamat Datang Di Tarojjumah.Com

Jumat, 30 September 2011


KARAKTERISTIK GURU MENURUT IMAM GHOZALI

1)      الوظيفة الاولى : الشفقة على المتعلمين وان يجريهم مجري بنيه (انما انا لكم مثل الوالد لولده)
Belas kasih kepada para pelajar dan hendaklah memperlakukan mereka seperti anak sendiri. “ aku ini terhadap kalian hanyalah semisal  orang tua kepada anak-anaknya” hak pengajar menjadi lebih besar dari pada hak orang tua. Sebab orang tua itu menjadi sebab wujud nyata didunia, yang akan rusak. Sedang pengajar menjadi sebab kehidupan yang abadi yaitu akhirat, karena pengajar memberikan ilmu yang berguna dalam menjalankan kehidupan dunia dan kehidupan yang kekal yaitu akhirat.

2)                  الوظيفة الثانية : ان يقتدى بصاحب الشرع صلواة الله عليه وسلامه فلا يطلب على إفادة العلم أجراولا يقصدبه جزاء ولا شكرا بل يعلم لوجه الله
 تعالى وطلبا للتقرب اليه
Hendaknya pengajar mengikat, pemilik syarat, sehingga ia mengajarkan ilmu bukan untuk mencari upah dan tidak bermaksud untuk mencari balasan, tidak pula dipuji, melainkan ia mengajar demi mengharapkan ridlo Allah Ta’ala, serta untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Poin ini juga sudah dijelaskan didalam kitab al-Ghozali yang lain yaitu Bidayatul Hidayah, Bab penyakit hati. Menurut Al-Ghozali bahwa penyakit hati pada manusia itu ada tiga, pertama Hasud, kedua Riya’, dan ketiga Ujub. Penyakit hatu tersebut wajib dihindari karena demi keselamatan manusia di akhirat dan demi mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Salah satu penyakit hati tersebut disinyalir oleh imam Al-Ghozali karena silau oleh kehidupan dunia dan lupa kehidupan akherat. Yang menjadi pertanyaan , apa kaitannya dengan profesi guru ? seperti yang sudah dijelaskan pada bab II skripsi ini. Bahwa guru adalah sebuah profesi yang cenderung bersifat social kemanusiaan dengan konsekwensi harus bisa menerima apa adanya, sebagai wujud pengabdian kita kepada Allah. Jadi dikhawatirkan jika seorang pendidik hanya mengharapkan dunia, maka secara otomatis akan memiliki penyakit hati sebagaimana disebutkan diatas, pada akhirnya semua amal yang dikerjakan oleh guru menjadi sia-sia. Hal ini akan berdampak negative pada anak didik, juga akan menghambat proses dalam pendidikan.

3)      الوظيفة الثالثة : أن لا يدع من نصح المتعلم شيئا وذلك بأن يمنعه من التصدى لرتبة قبل استحقاقها والتشاغل بعلم خفى قبل الفراغ من الجلى     ينبهه على أن العرض بطلب العلوم القرب الى الله تعلى
Hendaknya pengajar tidak membiarkan sedikitpun dari membaguskan pelajar. Yaitu dengan mencegahnya dari menempatkan diri pada satu martabat.

4)      الوظيفة الرابعة : وهي من دقائق صناعة التعليم ان يزجر المتعلم عن سوء الأخلق بطريق التعريض ماأمكن ولا يصرح بطريق الرحمة لا بطريق التوبيخ فإن التصريح يهتك حجاب الهيئة ويورث الجرأة على الهجوم بالخلاف ويهيج الحرص على الصرار
Seorang pengajar hendaknya lemah lembut dalam mengajar. Yaitu pengajar mencegah dari buruknya ahlaq, sedapat mungkin dengan cara yang lembut.


5)      الوظيفة الخامسة : أن المتكفل يعض العلوم ينبغى أن لا يقبح فى نفس المتعلم العلوم التى وراءه كمعلم اللغة اذعادته تقبيح علم الفقه ومعلم الفقه عادته تقبيح علم الحديث والتفسير
Tidak menjelek-jelekan yang ada dibelakang pelajar, seperti mengajar bahasa yang biasanya menjelek-jelekan fiqh. Itu adalah contoh yang terjadi pada masa Al-Ghozali sedangkan contoh pada masa sekarang adalah pandangan tentang dikotomi pendidikan ; pendidikan Agama dan Pendidikan Umum, disatu sisi ada yang menganggap bahwa yang terpenting adalah ilmu agama.

6)      الوظيفة السادسة : أنيقتصر بالمتعلم على قدر فهمه فلا يلقىاليه مالايبلغه عقله فينفره أو يخبط عليه عقله اقتداء
Hendaknya pengajar membatasi pelajar sesuai kadar pemahamannya, jangan sampai menyampaikan kepadanya apa yang tidak sampai pada akalnya.

7)      الوظيفة السابعة : إن المتعلم القاصر ينبغى أن يلقى اليه الجلى اللائق به ولا يذكر له ان وراء هذا تدقيقا
Hendaknya pengajar membarikan pelajaran yang kongrit, nyata terhadap anak yang kurang dalam penalarannya.

8)      الوظيفة الثامنة : أن يكون المعلم عاملا بعلمه فلا يكذب قوله فعله لأن العلم يدرك بالبصائروالعمل يدرك بالأبصار وأرباب الأبصار
Hendaknya pengajar mengamalkan ilmunya, sehingga perbuatannya tidak mendustakan perkataannya.

Jumat, 02 September 2011

AHLUSUNNY DAN NILAI-NILAINYA

1. Pengertian Ahlusunny

Ahlussuny adalah istilah lain dari ahlussunah wal jamaah Ahlussuny adalah istilah lain dari ahlussunah wal jamaah yang terdiri dari kalimat ahlun dan as-sunnah.

Ahlun artinya keluarga atau pengikut, golongan, As-sunny / As-sunah artinya jalan, jejak. Aljamaah artinya kelompok, golongan, Ahlussunni / Ahlussunah Wal jama’ah artinya pengikut sunnah Nabi dan Ijma’ para shahabat Nabi pada masa khilafahnya imam-imam empat, Kholifah-kholifah yang lurus lagi terpimpin. Sebagaimana tersebut dalam kitab al-Majaalisussaniyyah halaman 28 :

وقال سيدي عبد القادرالجيلاني قدس الله سره فى كتاب الغنية ويجب على المؤمن اتباع السنة والجماعة فالسنة ماسنه رسول الله صلى الله عليه وسلم والجماعه مااتفق عليه اصحابه رضي الله عنهم اجمعين فى خلافة الاءمة

الاربعة الخلفاء الراشدين المهديين رضي الله عنهم اجمعين

Artinya :

Telah berkata tuanku Abdul Qodir Al-Jilany (semoga Allah mensucikan makamnya) dalam kitab ghunyahnya : maka wajiblah atas orang mu’min mengikuti assunah dan jamaah, maka arti assunah ialah sesuatu yang dicontohkan Rosulullah SAW. Dan arti Al-Jamaah yaitu sesuatu yang telah sepakat atasnya para shahabat ra. Ajma’in pada masa kekholifahan imam-imam empat, kholifah-kholifah yang lurus lagi terpimpin ra. Ajma’in.

Kaum Ahlussunny ialah kaum yang menganut I’tiqod sebagaimana I’tiqod Nabi dan shahabat-shahabatnya.

Maka Ahlussuny / Ahlussunah Wal Jama’ah adalah golongan umat Islam yang mengikuti dan mengamalkan ajaran agamanya sesuai dengan Rosulullah saw dan para shahabatnya.

Rosulullah saw berpesan dalam sabdanya:

2. Golongan-golongan Ahlusunny

Ajaran ahlussunah wal-jamaah adalah satu-satunya ajaran yang hak ( ahlul hak ). Sebab ajaran tersebut merupakan ajaran yang di ajarkan dan di ajarkan oleh Rasulullah saw, seperti terdapat dalam sunahnya.

Karena para sahabat Nabi, tabi’in, yakni murid-murid dari murid-muridnya sahabat Nabi, semua pengikut setia ajaran Ahlusunah waljama’ah.

Di antara mereka ada yang ahli hadis (muhaditsun), seperti Abu Hurairah, Imam Bukhari, Imam Muslim dan lainya. ada juga ahli fiqih (fuqaha), seperti Zaid bin Tsabit, imam mazhab yang empat dan lainya. ada ahli ilmu kalam (mutakalimun), sepeti Al-Asy’ari dan AL-Maturidy, juga ada yang ahli tasawuf, seperti Imam AL-Junaidi, Imam Ghazali, Syeh Abdul Qodir Jaelany dan lainya. Semua itu para pengikut setia ajaran Ahlussuny. Mereka tidak saja mengamalkanya, tetapi juga berusaha mempertahankan dari serangan ajaran-ajaran golongan yang menyesatkan.

Selain yang tersebut di atas.ada beberapa golongan yang sesat dan tidak termasuk Ahlusunny:

1. Aliran Mu’tazilah, yaitu aliran yang mengagungkan kekuatan akal, tokohnya adalah Washil bin Atha’. Di antara ajaranya adalah:

a) Allah Swt. tidak mempunyai sifat.

b) Ukuran baik buruk di tentukan oleh akal, bukan oleh dalil atau wahyu.

c) Syafa’at Nabi itu tidak ada

2. Aliran Qodariyah, yaitu aliran yang berpaham bahwa manusialah yang menciptakan perbuatanya bukan Allah. Tokohnya adalah Ibrahim bin Sajar. Ajaran-ajaranya di antaranya:

a) Takdir itu tidak ada

b) Ijma’ para Ulama’ tidak bisa dijadikan pegangan

3. Aliran Jabariyah, yaitu aliran yang didirikan oleh Jaham ibnu Shofwan. Di antara ajarannya adalah:

a) Usaha / ikhtiyar tidak ada gunanya

b) Iman cukup dalam hati saja, tidak perlu diucapkan, jadi tidak perlu baca syahadat

3. Nilai-nilai Ahlusunny

Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa ajaran ahlusunny / ahlusunnah wal jama’ah adalah ajaran Islam yang sebenarnya yang diamalkan oleh Rosulullah SAW. Shahabat-shahabatnnya, dan para pengikut berikutnya.

Ada 4 nilai yang menjadi watak dan sikap ahlusunny sehingga mampu bertahan sampai sekarang.

a. Tawassut dan I’tidal

Artinya; sikap tengah-tengah dan adil dalam kehidupan, oleh karena itu ahlusunny tidak menyukai kekerasan, permusuhan dalam menegakkan keadilan

b. Tawaazun

Artinya ; sikap seimbang dalam pengabdian baik pengabdian kepada Allah SWT. Sebagai mahluq individual maupun pengabdian kepada manusia dan lingkungan sebagai mahluq social.

c. Tasammuh

Artinya ; bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan , baik dalam masalah keagamaan yang bersifat furu’ (perbedaan fiqih) maupun dalam masalah keduniaan dan kemasyarakatan

d. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Artinya ; selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang ma’ruf (baik dan bermanfaat bagi kehidupan bersama dalam kacamata agama serta mencegah menolak hal-hal yang munkar).

Dengan adanya 4 nilai tersebut, diharapkan kehidupan umat Islam (khususnya warga Rifa’iyah) akan dapat terpelihara dengan baik dan terjalin secara harmonis baik dalam lingkungan Organisasi maupun dalam masyarakat.

Demikian pula perilaku warga Rifa’iyah akan senantiasa terbentuk atas dasar faham ahlusunny / ahlusunnah wal jamaah, sebagai pijakan / landasan hidup untuk mencapai cita-cita luhur dunia dan akhirat.

Kamis, 01 September 2011

Biografi Syaikh Akhmad Rifa’I


Syaikh Ahmad Rifai dilahirkan di Desa Tempuran Kabupaten Kendal Jawa Tengah pada tgl 9 Muharam 1200 H. bertepatan dg th 1786 M. Ayahnya seorang Qodli agama yang bernama R.K.H. Muhammad ibnu R.K.H. Abi Suja’ alias Raden Soetjowidjojo. Ayahnya meninggal ketika Ahmad Rifa’I berumur 6 th udian beliau diasuh oleh pamannya yg bernama Syaikh Asy’ari (suami nyai Rojiyah binti Muhammad) seorang ulama pendiri ponpes Kaliwungu. selama kurang lebih 20 tn beliau diasuh dan di besarkan serta dididik ilmu agama dgn baik, setelah melampaui masa pancaroba dan menjadi orang dewasa Akhmad Rifai mulai memasuki babak kehidupan baru dengan mempersunting seorang gadis desa bernama Ummu Umroh, upacara akad nikah dan resepsi diselenggarakan dengan tertib dan teratur sedemikian rupa agar tidak melanggar tuntunan agama, hal tersebut karena pada saat itu budaya atau tradisi yang berlaku dalam penyelenggaraan akad nikah maupun resepsi banyak dicampuri perkara-perkara yang bertentangan dengan agama.
Pada th 1230 H. / 1816 M. beliau pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu agama -+8th dibawah bimbingan syaikh Ahmad Usman dan Syaikh Al Faqih Muhammad ibnu Abdul ‘Aziz Al Jaisyi kemudian atas saran dan petunjuk beliau berdua Ahmad Rifai melanjutkan studinya ke Masir -+12 th beliau memperdalam fiqih madhab Syafi’I dgn para Ulama’ Syafi’I di antaranya Syaih Ibrohim Al bajuri dan Syaih Abdurrahman Al Mishri. Setelah 20 th beliau belajar di Timur Tengah, kemudian beliau pulang ke Indonesia bersama Syaikh Nawawi Banten dan Syaikh Kholil Bangkalan  untuk berda’wah dengan perincian : Pertama menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar Kedua menterjemahkan kitab-kitab berbahasa arab ke dalam bahasa pribumi agar mudah di pahami, Ketiga Mendirikan pondok pesantren, Keempat Jihad fi Sabilillah untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi, Beliau Bertiga sepakat untuk membagi tugas yaitu Syaikh Kholil Bangkalan bertanggung jawab untuk menyusun kitab-kitab tentang tauhid, Syaikh Nawawi Banten bertanggung jawab menyusun kitab-kitab tashowuf, sementara Shaikh Ahmad Rifa’I bertanggung jawab menyusun kitab-kitab fiqih. Syaikh Ahmad Rifa’I memilih tinggal di Desa Kaliwungu Kendal dan memusatkan pikiranya untuk mengarang kitab-kitab tarjamah disamping berdakwah. Syaikh Ahmad Rifa’I sangat gigih dalam menanamkan keislaman kepada murid-muridnya dan masarakat pada umumnnya hususnya tentang jihad terhadap pemerintahan colonial yang telah menyengsarakan bangsanya, terlebih umat islam. Tindakan beliau menyebabkan pemarintah belanda marah  dan Syaih Ahmad Rifai di tangkap kemudian di masukkan penjara kab. Kendal dan Semarang.
     Setelah keluar dari penjara Syaikh Ahmad Rifa’I pindah ke sebuah desa yang terpencil yaitu desa Kalisalak yg berada di Kec. Limpung Kab. Batang, namun sebelum beliau menetap di Kali Salak beliau singgah dan tinggal sementara dirumah anak menantunya yaitu Kyai Maufuro bin Nawawi di desa Keranggongan Kec. Limpung yang sekarang bernama Karang Anyar, Kyai Maufuro adalah salah seorang murid pilihan Syaikh Ahmad Rifai dan pernah menjabat sebagai lurah pondok di pesantrennya ketika Syaikh Ahmad Rifai berada di Kendal. Ia menikah dengan siti fatimah putri bungsu Syaikh Ahmad Rifai.
Di desa Kalisalak tersebut beliau menikahi seorang gadis sholihah bernama Sujinah setelah ditinggal wafat istri pertamanya yg bernama Umi Umroh. Sebagaimana keterangan yang di tulis oleh DR. Karel A.Steenbrink, beliau mengatakan “bahwa istri Ahmad Rifai wafat di Kendal setelah kepulangan Syaikh Ahmad Rifai dari Mekah. Di desa tersebut beliau mendirikan Pondok Pesantren yg menjadikan beliau di kenal khalayak hingga berdatangan para santri dari berbagai daerah yg kemudian menjadi muridnya di antaranya dari Wonosobo, Pekalongan, Kebumen dan daerah lainnya, melalui pesantren dan karya-karyanya inilah beliau memperkuat dan mengembangkan dakwah serta jihadnya .
Ketika pemerintah belanda mengetahui bahwa gerakan Syaikh Ahmad Rifa’i lambat laun semakin banyak pengikutnya terutama dari daerah lain maka pada tgl 16 syawal 1275 H. / 19 mei 1859 M. Syaikh Ahmad di tangkap dan di asingkan ke Ambon, meskipun demikian tidak menyurutkan langkah beliau untuk selalu berdakwah dan mengarang kitab-kitab tarjamah, sehingga dalam pengasingan beliau mampu menulis 4 judul kitab dan 60 lembar tanbih dalam bahasa Melayu ketika berdakwah di Maluku yg kemudian kitab-kitab tersebut dikirimkan kepada murid-muridnya di Jawa, beliau juga sempat pindah ke kampung Jawa Tondano Kabupaten Minahasa Menado dan menikah serta meninggal di sana dalam usia 89 th. Beliau di makamkan di makam pahlawan Kyai Mojo, Bukitt Tondano, Kampung Jawa Tondano, Minahasa Menado Sulawesi Utara.

Metode Dakwah dan Perjuangan Syaikh Ahmad Rifai


Dalam penyebaran agama Islam beliau tidak mlangsung mengajarkan kitab-kitab bahasa arab pada murid-muridnya karena beliau beranggapan dengan cara itu akan lebih sulit melihat kondisi masyarakat Jawa yang pada umumnya banyak yang tidak memahami bahkan tidak thu tentang bahasa arab, melainkan beliau menterjemahkan ketab yang berbahasa arab kedalam bahasa Jawa agar lebih mudah difahami dan diamalkan oleh santri, dan  masyarakat pada umumnya. Sedangkan dalam perjuangan mengusir Penjajah pada saat itu, Syaikh Ahmad Rifai tidak menggunakan cara-cara Konfrontasi atau adu fisik (perlawanan secara langsung) seperti kebanyakan para pejuang pada masa itu, akan tetapi beliau lebih menekankan kepada penanaman Idiologi kepada para santrinya dan Masyarakat akan kedzaliman yang selama ini dilakukan penjajah Belanda kepada Masyarakat jawa pada umumnya, dengan cara menulis sindiran-sindiran dan kritikan-kritikan yang dituangkan pada kitab-kitab karangannya yang ditujukan kepada pemerintahan  saat itu yang dikuasai colonial Belanda yang kafir dan dzalim.  

Figur Syaikh Ahmad Rifai


1.      Masa Hidup Syaikh Ahmad Rifai
Beliau dilahirkan di desa tempuran kabupaten Kendal jawa tengah pada tgl 9 muharam 1200 H. bertepatan dg th 1786 M. Pada masa kanak-kanak beliau sudah ditinggalkan oleh Ayahnya, kemudian diasuh oleh Pamannya yaitu Syaih Asy’ari (suami nyai Rojiyah binti Muhammad) seorang ulama besar yang hidup pada masa itu. Yang merupakan pendiri pondok pesantren kaliwungu selama kurang lebih 20 th. Sehingga beliau menjadi seorang yang pandai dalam ilmu agama yang mempunyaio jiwa kepemimpinan yang tegas dan bijaksana. Kemudian usia yang ke-30 th. Beliau pergi ketanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu agama dengan berguru kepada Syaikh Ahmad Usman dan Syaikh Al Faqih Muhammad ibnu Abdul ‘Aziz Al Jaisyi. Setelah cukup lama belajar di Mekah kemudian hijrah ke Masir untuk memperdalam lagi ilmu agama khususnya ilmu fiqih madhab Syafi’I dengan berguru kepada Syaih Ibrohim Al bajuri dan Syaih Abdurrahman Al Mishri.
Beliau pulang ke Indonesia untuk berda’wah dan menyebarkan agama khususnya di daerah Jawa Tengah, tempat dimana dulu beliau dilahirkan. Dalam dakwahnya beliau lebih menekankan kepada Amar Ma’ruf Nahi Munkar, penterjemahan kitab-kitab berbahasa arab ke dalam bahasa Jawa agar lebih mudah di pahami, disamping itu beliau mendirikan pondok pesantren, serta berjihad untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Beliau sangat gigih dalam menanamkan keislaman kepada murid-muridnya dan masarakat pada umumnnya hususnya tentang jihad terhadap pemerintahan colonial Belanda yang telah menyengsarakan bangsanya. Sikap tegas beliau itu menyebabkan pemarintah kolonial belanda marah  dan Syaih Ahmad Rifai di tangkap kemudian di masukkan penjara Semarang.
     Setelah keluar dari penjara Syaikh Ahmad Rifa’I pindah ke sebuah desa yang terpencil yaitu Desa Kalisalak yg berada di Kec. Limpung Kab. Batang, di desa tersebut beliau menikahi seorang gadis sholihah bernama Sujinah setelah ditinggal wafat istri pertamanya yg bernama Umi Umroh. Di Desa tersebut beliau mendirikan Pondok Pesantren yg menjadikan beliau di kenal khalayak hingga berdatangan para santri dari berbagai daerah yg kemudian menjadi muridnya di antaranya dari Wonsobo, Pekalongan, Kebumen dan daerah lainnya, melalui pesantren dan karya-karyanya inilah beliau memperkuat dan mengembangkan dakwah serta jihadnya.

2.      Masa Akhir Kehidupan Syaikh Ahmad Rifai
Semasa Syaikh Ahmad Rifai mengajarkan tentang keislaman kepada murid-muridnya sekaligus menanamkan nilai jihad kepada mereka, banyak orang yang datang untuk berguru kepada beliau, hal ini menyebebkan  pemerintah Belanda merasa khawatir dan takut karena keberadaan Syaikh Ahmad Rifai dan pengikutnya akan membahayakan pemerintahan colonial Belanda. Maka beliau di tangkap dan di asingkan ke Ambon Maluku pada tgl 16 syawal 1275 H / 19 mei 1859 M.  Meskipun demikian, tidak menyurutkan langkah beliau untuk selalu berdakwah dan mengarang kitab-kitab tarjamah, sehingga dalam pengasingan beliau mampu menulis 4 judul kitab dan 60 lembar tanbih dlm bahasa melayu ketika berdakwah di Maluku yg kemudian kitab-kitab tersebut dikirimkan kepada murid-muridnya di jawa, beliau juga sempat pindah ke kampong Jawa Tondano Kabupaten Minahasa Menado dan menikah serta meninggal di sana dlm usia 89 th. Beliau di makamkan di makam Pahlawan Kyai Mojo, Bukitt Tondano, Kampung Jawa Tondano, Minahasa Menado Sulawesi Utara

Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat!!